jabatan : Kepala Balai Besar Pengembangan keselamatan dan Kesehatan Kerja Makassar
LAPORAN PRAKTIKUM
PENGUKURAN KADAR KARBONMONOOKSIDA (CO)
DENGAN IODIN PENTOKSIDA MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER
Senin dan Selasa, 1 & 2 Agustus 2016
NIP : 19821220 201503 1 002
BALAI
BESAR PENGEMBANGAN
KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA MAKASSAR
DIREKTORAT
JENDRAL PEMBINAAN PENGAWASAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
KEMENTRIAN
KETENAGAKERJAAN
2016
LAPORAN PRAKTIKUM
PENGUKURAN KADAR CO
DENGAN IODIN PENTOKSIDA MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER
Senin dan Selasa, 1+2 Agustus 2016
Kelompok 1
1)
Chatarina Rini K. SKM. M.Kes
2)
Wawan Herwanta, ST
3)
Wahyu Retno Widyasari, SKM
4)
Herlin Mangga Lambo,ST
5)
Herlina, SKM
6)
Ulfah Santi, SE
7)
Syukur, ST
8)
Muh. Kamarulloh, S.Psi
9)
Irpan Sefianto, A.Md
10)
Asmanidar Khuraisy, Ssi. Msi
A. Tugas : Memahami Pengukuran Kadar CO
(karbon monooksida) Dengan metode Iodin Pentoksida dengan Spektrofotometer, dari pembuatan
larutan standar, menentukan panjang gelombang atau lamda (ƛ) maksimum sampai
membuat kurva kalibrasi, persiapan peralatan, uji sampling udara, dan hasil
analisa sampel yang sudah di uji.
B. Tinjauan Pustaka
Karbon monooksida
(CO) adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. Ia terdiri
dari satu atom carbon yang secara kovalen berikatan dengan satu atom oksigen. Dalam ikatan
ini terdapat dua ikatan kovalen dan satu
ikatan kovalen koordinasi antara atom karbon dengan oksigen. Senyawa karbon
monooksida mempunyai potensi bersifat
racun yang berbahaya karena mampu membentuk ikatan yang kuat dengan pigmen darah yaitu hemoglobin.
Karbon
monooksida juga diketahui dapat mempengaruhi kinerja jantung (sistem
kardiovaskuler), sistem syaraf pusat, janin, dan semua organ tubuh yang peka
terhadap kekurangan oksigen.
Gejala dari
keracunan ringan meliputi sakit kepala dan mual-mual pada konsentrasi kurang
dari 100 ppm sedangkan konsentrasi karbon monooksida (CO) sebesar 667 ppm dapat
menyebabkan 50 % hemoglobin tubuh berubah menjadi karboksi hemoglobin (COHb).
Karboksi hemoglobin tidaklah efektif dalam menghantarkan oksigen yang
mengakibatkan beberapa bagian tubuh tidak mendapatkan oksigen sehingga hal
tersebut sangatlah berbahaya.
Untuk mengetahui
berapa besaran kadar CO di udara ambien adalah dengan metode Ionin Pentoksida
di ukur dengan menggunakan alat spektrofotometer dengan panjang gelombang 352
nm.
C. Metode Pengukuran
I.
Prinsip
Sampel gas CO dialirkan di udara melalui bubuk Iodin
Pentoksida pada suhu 135°C-150°C, gas iodin yang terjadi ditampung dalam gelas
impinger yang berisi larutan 2% Potaium Iodida. Selanjutnya Larutan iodin dalam
pitasium iodida diukur intensitas warnanya pada spektrofotometer dengan
pembanding larutan standariodin dalam KI.
I2 +
KI ------------------- K + 2 I
Gambar 1 : Diagram Uji Kadar karbon
monooksida
II.
Peralatan
Lapangan (termasuk bila Analisa di Lapangan)
ü
Pompa isap udara (suction pump) kapasitas 3 LPM
lengkap dengan pengukur laju alir udara (flow meter)
ü
Pemanas I205 yang telah dimodifikasi dengan pipa kaca yang
tahan panas
ü
Gelas impenger tipe midget kaca 4 buah
ü
Butiran Iodin pentoksida i2o5
ü
Karbon aktif
ü
Glas Silica
ü
Larutan Asam sulfat
ü
Larutan 2% KI
ü
Spektrofotometer DR 3900
ü
Pipet volumetrik
ü
Gelas ukur kapasitas 25 mL
ü
Tissu
ü
Kelembaban
ü
Thermometer
ü
Tekanan Udara
III.
Reagensia
·
Larutan (KI)2% Potasium Iodida
2 gr potasium iodida dilarutkan kedalam 100 mL air
suling, atau dengan 20 gr potasium iodida yang dilarutkan kedalam 1000 mL air
suling
·
Larutan Standar Iodin
5,19 gr I2O5----larutkan 100mL------- 5000µl i2/ml (dilarutkan dengan 2%KI)
0,519 gr I ---larutkan 100 mL------500µl i2 /ml
Diencerkan lagi
1 mL Larutan standar iodin yang mengandung 500µl I2/ml diencerkan lagi menjadi 100 mL air suling
sehingga konsentrasi menjadi 5µlI2 /ml
·
Menghitung konsentrasi iodin
0,5 x 50 = 10 x M2
=M2 = 25/10
= 2,5 µL/mL
2) V1 M1 = V2 M2
= 5 µL/mL
3)
=
1,5 x 50 = 10 x M2
= 7,5 µL/mL
4)
=
2 x 50 = 10 x
= =
= 10 µL/mL
5)
=
2,5 x 50 = 10 x
= =
= 12,5 µL/mL
6)
=
3
x 50 = 10 x
= =
= 15 µL/mL
Dari perhitungan diatas akan didapatkan besaran
konsentrasi iodin yang dijadikan standar untuk perhitungan konsentrasi sampel.
·
Membuat Karbon Aktif (Actifit Carcoal),
Alternatif yang bisa digunakan yaitu dengan membuat sendiri karbon aktif
tersebut dengan arang batok kelapa yang sudah dicuci dengan asam kemudian
dikeringkan dengan menggunakan oven sampai kering hal ini berfungsi sebagai penjerap
uap air yang dimungkinkan ikut terserap oleh komponen peralatan uji yang akan
mengganggu proses penghisapan CO
·
Silica Gel, fungsi kerjanya adalah
mengoptimalkan kekeringan udara yang akan masuk kepada absorben.
· H2SO4 atau asam sulfat 90 % untuk volume 10 mL,
berfungsi sebagai penangkap polutan yang mengganggu terutama SO2karena polutan tersebut
mampu mengganggu dalam keakuratan CO
D. Penentuan Lamda ( ƛ) maksimum
Untuk mendapatkan nilai panjang gelombang maksimum
yaitu dengan melakukan pengukuran dengan alat spektrofotometer, Langkah pertama
pilih larutan standar KI (potasium Iodida) sebagai zero, kemudian kita pilih
larutan diantara konsentrasi yang akan terbaca oleh alat yaitu konsentrasi 0,5
mL, dari hasil pengukuran tersebut maka akan dihasilkan data sebagai berikut
NO
|
PANJANG
GELOMBANG
|
ABS
|
1
|
344
|
2,188
|
2
|
346
|
2,228
|
3
|
348
|
2,259
|
4
|
350
|
2,271
|
5
|
352
|
2,272
|
6
|
354
|
2,253
|
7
|
356
|
2,173
|
8
|
358
|
2,16
|
9
|
360
|
2,112
|
Gambar 2 : Grafik Lamda (ƛ) maksimum
E. Pembuatan kurva kalibrasi CO Menggunakan
Spektrofotometer HACH DR 3900
Dari hasil perhitungan volume dan konsentrasi iodin
maka akan kita dapatkan nilai absorbansi dengan data sebagai berikut:
Volume
(mL)
|
konsentrasi
(µL)
|
Abs
|
0
|
0
|
0
|
0.5
|
2,5
|
0,59
|
1
|
5
|
1,11
|
1,5
|
7,5
|
1,752
|
2
|
10
|
2,258
|
2,5
|
12,5
|
2,821
|
3
|
15
|
3,39
|
Gambar 3 : Kurva Kalibrasi Larutan Standar
F. Pengujian
Pengujian dilakukan di depan Gudang Peralatan Balai
Besar Pengembangan keselamatan dan Kesehatan Kerja makassar, tanggal 2 Agustus
2016 pukul 10.00 sampai 10.30 WITA. Sampel diperlakukan di belakang mobil Isuzu
ELF tahun 2010 yang sedang menyala dengan jarak kurang lebih 1 meter dan
diasumsikan sedang mengukur di dekat jalan raya.
Siapkan peralatan dengan baik dan pastikan semua
peralatan telah terkalibrasi kemudian masukkan bahan kedalam impenger dan
rangkai menjadi satu kesatuan kemudian nyalakan pemanas dan nyalakan pompa, buat
susunan peralatan seperti gambar berikut:
|
Gambar 5 : Pengambilan sampel uji
G. Analisa Uji Sampel
Data Lapangan : T
= 34,5 °C + 273 = 307,65 ° K
t
= 30 Menit
F1=
1 LPM
F2
= 1 LPM
P
= 760 mmHg = 76 cm Hg
Persamaan garis dari kurva kalibrasi
X =
= 14,32
Volume Udara Sampling
x
= 1 x 30 menit
=
30 Liter
Menghitung
Konsentrasi CO
CO (ppm) = x x
= x x 1
= 2,463 ppm
Makassar,
03 Agustus 2016
Mengetahui
Kepala
Balai
Drs.
Ferry Benzon, M.Si
NIP
19580131 198703 1 002